| 10 komentar ]
Sebuah selendang batik berisi sebuah tas kecil yang di gendong seperti penjual jamu layaknya. Sungguh kasihan Meminta-minta sebuah koin dari rumah ke rumah, jalan ke jalan, bahkan mengemis ke angkotpun tetap di jalaninya.

Sebuah Pengakuan besar setelah kejadian yang saya alami dari seorang pengemis wanita berumur 40'an. Hingga memberikan saya inspirasi untuk menulis sebuah tulisan kecil dan sederhana ini.

Dimulai saat wanita ini mengemis di rumah saya, lebih mudah kita sebut saja namanya 'Mega'. Seingat saya Mega pengemis ini, Sudah saya kenal sebelum menjadi pelajar SMA. Kesehariannya hanyalah mengemis dan itu sangat saya ketahui tidak lebih dan tidak kurang. Bahakan saya SD tetap saja masih mengemis di daerah komplek sekolahan.

Tadi tepat hari ini tanggal 30 Januari 2010,
Bermula ketika Mega mengemis di depan rumah saya, dengan rasa kasihan saya berikan secarik uang. si Mega jg membawa sebuah botol kecil berlabel 'AQUA' ukuran 250ml, Dengan rasa tanpa malu dia mengatakan seperti ini "Nak, saya minta Minumnya"
tepat saat itu saya berlari ke dapur mengambil munuman matang yang telah di (jawa: digogok) masak. lalu saya isi dan selesai.
Si Mega langsung Meminum dan berjalan kembali kerumah-rumah di sebelah untuk meinta-minta kembali, dengan baik juga si Mega mengucapkan 'Terima Kasih' terhadap saya.

Setelah itu saya keluar ke warung sebelah rumah yang tidak jauh dari rumah saya.
kemudian saya melihat pengemis wanita ini 'Mega' sedang bercakap-cakap dengan tetangga saya. Sayapun sambil membeli teh hangat mendengarkan perlahan-lahan apa yang sedang di katakannnya. dia menceritakan bahwa sebenarnya dia itu memiliki sebuah rumah KOST yang bertingkat sekitar 10 rumah.

Dari percakapan pengemis wanita itu dengan tetangga saya, Sayapun langsung terfikir.
  1. hah!! Berarti orang ini 'Mega' sebenarnya kaya?
  2. dengan rumah kost sudah berpenghuni saja dia dapat pendapatan tetap?
  3. Mengapa dia 'Mega' tetap mengemis dan meminta-minta?

Subahanallahh,
apakah mereka yang sebenarnya harus menjadi tangan ke atas masih tetap aja menjadi tangan dibawah?
Perlu kita ambil dari hikmah sebuah pengalaman diatas,
"Lebih baik tangan diatas daripada tangan dibawah"

illustration:
Sumber: http://v3h4.blogspot.com

Sumber: http://rio91.ngeblogs.com

Hingga kapanpun juga si 'mega' tetap mengemis dan meminta belas kasihan walaupun menurut dia penghasilan dari uang kost masih kecil daripada uang penghasilan dari mengemis.
dan Kapankah Indonesia bersih tanpa Pengemis?
ANTI KORUPSI !!

10 komentar

Novianto said... @ January 30, 2010 at 1:57 PM

Ya pengemis sudah jadi profesi pekerjaan....gimana mau jadi pengemis ? :)

Ilham Nurhamzah said... @ January 30, 2010 at 2:01 PM

Wah,,, bnar2 licik pengemis!!

HAPIA Mesir said... @ January 30, 2010 at 2:04 PM

ya gt lah ngemis.. banyak yg udah kaya..bahkan juga banyak pengemis yg pada mw naik haji.. parah g tu??

Berita Bola said... @ January 30, 2010 at 2:04 PM

kasihan ya...
comen balik dong

Fashion said... @ January 30, 2010 at 2:05 PM

semoga ada perubahan

Dendendi said... @ January 30, 2010 at 2:07 PM

Hapia Mesir:
setuju, saya pernah denger cerita kaya gitu dari ibu tercinta ane. hehehee

Artikel Agama said... @ January 30, 2010 at 2:10 PM

dalam Islam yang namanya meminta diatur. seseorang boleh meminta setelah 3 orang yg jujur memberitakan bahwa orang tersebut miskin. baru boleh meminta.

infoaneh.tk said... @ January 30, 2010 at 2:41 PM

nice post sob.....

aqua said... @ June 25, 2010 at 11:40 PM

1.mungkin si mega ini menyumbangkan sebagian hasilnya untuk orang lain
2.mungkin berbohong
3.mungkin yang dimaksud adalah kepuasan batin tersendiri
4.mungkin si mega ini ingin menunjukkan bahwa dia kurang perhatian dengan mengemis
5.mungkin dia belum memahami bahwa dia luar biasa beruntung

Anonymous said... @ November 2, 2010 at 4:01 PM

Semoga kedepannya indonesia bisa menjadi lebih sehingga tidak ada lagi kesenjangan sosial, masyarakatnya bisa hidup dengan layak tidak hidup di jalanan. amin mari mengenal keindahan alam pariwisata lombok utara di htpp://7og4nk.blogspot.com

Post a Comment

Silahkan Beri Komentar,
tapi kata guru saya kalau mau kritik tulisannya harus bagus ya!!